Mau Wisata Sejarah di Yogyakarta? Yuk, Ke Monjali

 

Melihat foto para pahlawan di museum lantai satu Monjali (Monumen Jogja Kembali) pada Kamis (1/6/2023). (Foto: Ladira Jasmine)

YOGYAKARTA – Perjalanan ke Yogyakarta membawa kami mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengunjungi salah satu destinasi wisata bersejarah di Yogyakarta, yakni Monumen Jogja Kembali (Monjali), pada kamis (1/6/2023). Tempat wisata ini berada di Jl Ring Road Utara Jongkang, Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY. 

Monumen Jogja Kembali adalah sebuah museum sejarah menyimpan berbagai koleksi tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Museum ini sering menjadi destinasi wisata favorit bagi pelajar-pelajar dari seluruh penjuru nusantara. Harga tiket masuk ke Monjali Rp 15 ribu. 

Salah satu satpam, Joinarsoed, mengatakan harga tiket yang ditawarkan saat ini sangat terjangkau dibandingkan masa awal pembukaan monumen.

“Harga tiket pada awal pembukaan monumen ini dulu sekitar Rp 350 ribu sampai Rp 450 ribu pada tahun 90-an. Untuk harga Rp 15 ribu sendiri sudah berlangsung selama empat tahun terakhir. Kenaikan harga tiketnya enggak bisa langsung, tapi harus dimusyawarahkan terlebih dahulu sama pihak monumen,” terang Joinarsoed.

Ada diskon tiket masuk tergantung tingkat pendidikan pengunjung.  Misalnya, Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Luar Biasa (SLB) akan mendapatkan diskon 50%, tetapi untuk siswa SLB harus disertai dengan surat rekomendasi yang diajukan pada pihak monumen. Sementara siswa SD sampai SMA akan mendapat diskon sebesar 10%

Ketika memasuki Monumen Jogja Kembali, kami disambut dengan dinding rana pahlawan yang menghadap pintu masuk lantai 2 monumen. 


Mewawancarai pegawai Monjali pada Kamis (1/6/2023). (Foto: Ladira Jasmine)

Kami menemukan kalau tempat wisata ini tidak terlihat memiliki banyak pengunjung. Pegawai dari Monumen Jogja Kembali, Rizky menyebutkan rupanya itu karena kami berkunjung pada hari aktif (weekday).

“Biasanya ramai saat hari libur atau saat ada study tour. Setelah Lebaran kemarin, jumlah pengunjung rata-rata mencapai 1000/hari,” ucap Rizky.

Bangunan Monumen Jogja Kembali memiliki 3 lantai. Lantai pertama memiliki museum yang dibagi dalam beberapa ruang. Di dalamnya terdapat berbagai peninggalan bersejarah para pahlawan yang turut andil dalam peristiwa perebutan kembali Kota Yogyakarta dari penjajah Belanda pada 29 Juli 1949. Koleksi dalam museum tersebut ada patung, foto-foto, dokumen, bendera, senjata, furnitur, sampai kendaraan kuno.

Selain itu, lantai satu juga memiliki arena teater untuk tempat menonton film dokumenter Serangan Umum Satu Maret. Ruangan ini juga dapat dipergunakan untuk berbagai acara seperti pernikahan, seminar, dan lain-lain.
Sedangkan di lantai 2 sebagai ruang diorama. Ruangan ini berisi miniatur tiga dimensi para pahlawan yang berkontribusi dalam peristiwa perebutan Yogyakarta. Miniatur 3 dimensi tersebut menunjukkan adegan-adegan penting dalam sejarah perebutan mulai dari perlawanan hingga perjanjian-perjanjian. Ada juga peta-peta pertempuran yang menunjukkan strategi yang digunakan para pahlawan untuk melawan penjajah.

Terakhir, kami menaiki tangga menuju lantai ketiga. Lantai teratas monumen merupakan ruangan khusus yang disebut Garbha Graha atau ruang hening. Tempat ini digunakan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk perebutan kembali Kota Yogyakarya dari para penjajah. Di dalamnya terdapat bendera merah putih yang menjulang tinggi sebagai simbol untuk mengheningkan cipta.

“Saya merasa antusias karena ingin banyak belajar tentang sejarah Yogyakarta, seperti sejarah pemberontakan di Yogyakarta, terus juga zaman penjajahan pada saat itu,” kata Ahmad selaku pengunjung monumen.


Comments

Popular posts from this blog

Kenaikan Harga Bahan Pangan Menjelang Lebaran di Pasar Gede Solo

Viral di Tiktok ! Ini Kelezatan Yammie Ketandan Yogyakarta

Pascapandemi, Begini Pendapatan Penjual Ikan Hias di Pasar Depok Solo